a.
NIC (Network Interface Card)
Yaitu Lan card yang dipasang
pada setiap komputer yang akan dihubungkan ke suatu jaringan komputer. Banyak
jenis dan merk kartu jaringan yang tersedia di pasar, namun beberapa hal pokok
yang perlu diketahui dari kartu jaringan yaitu type kartu ISA atau PCI dengan
kecepatan 10 atau 10/100 Mbps, harus disesuaikan dengan tipe Ethernet HUB atau
switching yang akan digunakan, jenis protocol dan jenis kabel yang didukungnya
disamping itu juga mengesampingkan kwalitas produk. Komputer jenis terbaru
tidak dilengkapi dengan slot ISA bahkan Network Interface umumnya merupakan
Onboard system artinya sudah tersedia pada mainboard sehingga tidak perlu lagi
dipasang Lan Card.
Sesuai
dengan besarnya tingkat kebutuhan akan jaringan komputer, sudah banyak
mainboard komputer jenis terbaru dilengkapi kartu jaringan secara on board.
Kwalitasnya bagus namun penulis berpendapat lebih baik menggunakan kartu
jaringan yang terpisah. Salah satu keuntungannya adalah dapat memilih merk
tertentu dan mudah diganti apabila terjadi kerusakan.
Untuk memfungsikan PC Stand Alone agar
dapat berkomunikasi dengan PC lain, diperlukan Network Interface Card (NIC).
NIC berfungsi menghubungkan PC dengan media yang digunakan.
b.
Hub
atau Concentrator
Hub
adalah perangkat jaringan yang terdiri dari banyak port untuk menghubungkan
Node atau titik sehingga membentuk jaringan yang saling terhubung dalam topologi. Jika
jumlah port yang tersedia tidak cukup untuk menghubungkan semua komputer yang
akan dihubungkan ke dalam satu jaringan dapat digunakan beberapa hub yang
dihubungkan secara up-link.
Port
yang tersedia biasanya sampai 8, 16, 24 atau lebih banyak sesuai kebutuhan
Anda. Untuk kecepatan, Anda dapat menggunakan HUB 10 atau Switch 10/100.
Sebaiknya menggunakan 10/100 karena dapat digunakan untuk jaringan berkecepatan
maksimal 10 atau 100. Hub ada yang mendukung pemggunaan kabel coax yang
menukung topologi BUS
dan UTP yang mendukung topologi STAR.
Namun type terbaru cenderung hanya menyediakan dukungan untuk penggunaan kabel
UTP.
ð
Karakteristik
Hub
1. Tergolong
peralatan Layer 1 dalam OSI model (Physical layer).
2. Tidak
dapat membaca paket-paket data.
3. Tidak
dapat mengetahui sumber dan tujuan data.
4. Hanya
berperan menerima dan meneruskan data yang masuk ke semua peralatan di jaringan
termasuk yang mengirim data.
ð
Cara
Kerja Hub
Hub merupakan suatu device pada jaringan
yang secara konseptual beroperasi pada layer 1 (Physical Layer).
Maksudnya, hub tidak menyaring menerjemahkan sesuatu, hanya mengetahui
kecepatan transfer data dan susunan pin pada kabel. Cara kerja alat ini adalah
dengan cara mengirimkan sinyal paket data ke seluruh port pada hub sehingga
paket data tersebut diterima oleh seluruh computer yang berhubungan dengan hub
tersebut kecuali computer yang mengirimkan. Sinyal yang dikirimkan tersebut
diulang-ulang walaupun paket data telah diterima oleh komputer tujuan. Hal ini
menyebabkan fungsi colossion lebih sering terjadi.
Misalnya ketika ada pengiriman paket
data dari port A ke port B dan pada saat yang sama ada pengiriman
paket data dari port C ke port D, maka akan terjadi tabrakan (collision)
karena menggunakan jalur yang sama (jalur broadcast yang sama) sehingga
paket data akan menjadi rusak yang mengakibatkan pengiriman ulang paket data.
Jika hal ini sering terjadi maka collison yang terjadi dapat mengganggu
aktifitas pengiriman paket data yang baru maupun ulangan. Hal ini mengakibatkan
penurunan kecepatan transfer data. Oleh karena itu secara fisik, hub mempunyai
lampu led yang mengindikasikan terjadi collision.
Ketika paket data dikirimkan melalui
salah satu port pada hub, maka pengiriman paket data tersebut
akan terlihat dan terkirim ke setiap port lainnya sehingga bandwidth pada
hub menjadi terbagi ke seluruh port yang ada. Semakin banyak port
yang tersedia pada hub, maka bandwidth yang tersedia menjadi
semakin kecil untuk setiap port. Hal ini membuat pengiriman data pada
hub dengan banyak port yang terhubung pada komputer menjadi lambat.
c. Konektor UTP (RJ - 45)
Untuk menghubungkan kabel UTP
diperlukan konektor RJ-45 atau sejenis jack yang bentuknya mirip dengan jack
kabel telepon namun memiliki lebih banyak lubang kabel. Konektor tersebut
dipasang di kedua ujung kabel dengan peralatan Tang khusus UTP. Namun jika
belum bisa memasangnya, Anda dapat meminta sekaligus pemasang-an pada saat
membeli kabel UTP.
d.
Kabel UTP-
UNSHIELDED TWISTED PAIR
Ada beberapa jenis kabel yang
digunakan dalam jaringan network, namun yang paling banyak dipakai pada private
network/Local Area Network saat ini adalah kabel UTP. kabel UTP dalam jaringan
juga di bedakan menurut kualitasnya ada kategori 1,2,3,4,5.
ð
Standart urutan kabel UTP
Warna-warna
kabel tersebut adalah sbb:
Pasangan
1: Putih-Biru dan Biru
Pasangan2:
Putih-orange dan Orange
Pasangan
3: Putih-Hijau dan Hijau
Pasangan
4: Putih-Coklat dan Coklat
ð Jenis
Kabel
Susunan kabel
UTP terdiri dari 2 jenis, yaitu:
Straight (lurus), biasa digunakan untuk menghubungkan
perangkat yang berbeda, misalnya: komputer ke hub, komputer ke switch.
Untuk standar
urutan kabel straight susunan pada kedua ujung sama, yaitu:
a)
Putih-orange
b)
Orange
c)
Putih-hijau
d)
Biru
e)
Putih-biru
f)
Hijau
g)
Putih-coklat
h)
Coklat
Cross (silang), biasa digunakan untuk menghubungkan
perangkat yang sama, misalnya: komputer ke komputer, hub ke hub, switch ke
switch.
Untuk standar
urutan kabel cross susunan pada kedua ujung berbeda, yaitu:
Ujung pertama
sama dengan susunan kabel straight:
a)
Putih-orange
b)
Orange
c)
Putih-hijau
d)
Biru
e)
Putih-biru
f)
Hijau
g)
Putih-coklat
h)
Coklat
Ujung kedua,
pin 1 dan 3 tukar posisi, pin 2 dan 6 tukar posisi:
a)
Putih-hijau
b)
Hijau
c)
Putih-orange
d)
Biru
e)
Putih-biru
f)
Orange
g)
Putih-coklat
h)
Coklat
e. Kabel Coaxial
Kabel
ini sering digunakan untuk antena televisi dan transmisi telepon jarak jauh.
Konektornya adalah BNC (British Naval Connector).
Kabel ini
terbagi menjadi 2, yaitu:
1. Coaxial baseband (kabel 50 ohm) –digunakan untuk transmisi digital.
2. Coaxial broadband (kabel 75 ohm) –digunakan untuk transmisi analog.
1. Coaxial baseband (kabel 50 ohm) –digunakan untuk transmisi digital.
2. Coaxial broadband (kabel 75 ohm) –digunakan untuk transmisi analog.
Tipe
kabel coaxial juga dibagi 2, yaitu:
a.
Thin
(thinnet)
Kabel jenis
ini lebih fleksibel, lebih gampang digunakan, dan lebih murah daripada kabel
thick.
b.
Thick
(thicknet)
Lebih tebal, susah
dibengkokkan, jangkauannya labih jauh daripada thin, dan harganya lebih mahal
daripada thin.
Kelebihan:
-Hampir tidak terpengaruh noise.
-Harga relatif murah.
Kelemahan:
-Penggunaannya mudah dibajak.
-Phick coaxial sulit untuk dipasang pada beberapa jenis ruang.
Kelebihan:
-Hampir tidak terpengaruh noise.
-Harga relatif murah.
Kelemahan:
-Penggunaannya mudah dibajak.
-Phick coaxial sulit untuk dipasang pada beberapa jenis ruang.
f. Kabel
Fiber Optic
Ukuran kabel
ini kecil dan terbuat dari serat optik. Kabel ini dibagi menjadi 2,
yaitu:
ð
Multi
mode
Penjalaran
cahaya dari satu ujung ke ujung lainnya pada kabel jenis ini dapat melalui
beberapa lintasan cahaya karena diameter intinya (core) cukup besar (50
mm).
ð
Single
mode
Diameter intinya hanya 3-10 mm
sehingga penjalaran cahaya hanya dapat melalui satu lintasan.
Kelebihan:
-Ukuran kecil dan ringan.
-Sulit dipengaruhi interferensi/ gangguan.
-Redaman transmisinya kecil.
-Bidang frekuensinya lebar.
Kelemahan:
-Instalasinya cukup sulit.
-Tidak fleksibel.
-Harga relatif mahal.
-Ukuran kecil dan ringan.
-Sulit dipengaruhi interferensi/ gangguan.
-Redaman transmisinya kecil.
-Bidang frekuensinya lebar.
Kelemahan:
-Instalasinya cukup sulit.
-Tidak fleksibel.
-Harga relatif mahal.
g.
Bridge
Bridge
digunakan untuk menghubungan antar jaringan yang mempunyai protokol yang sama.
Hasil akhirnya adalah jaringan logis tunggal. Bridge juga dapat digunakan
jaringan yang mempunyai media fisik yang berbeda. Contoh jaringan yang
menggunakan fiber obtik dengan jaringan yang menggunakan coacial.
Bridge
mempelajari alamat tujuan lalulintas yang melewatinya dan mengarahkan ke
tujuan. Juga digunakan untuk menyekat jaringan. Jika jaringan diperlambat
dengan adanya lalulintas yang penuh maka jaringan dapat dibagi menjadi dua
kesatuan yang lebih kecil.
ð
Karakteristik
Bridge
1.
Dapat memisahkan jaringan yang luas
menjadi sub jaringan yang lebih kecil.
2.
Dapat mempelajari alamat, meneliti
paket data dan menyampaikannya.
3.
Dapat mengoleksi dan melepas
paket-paket diantara dua segmen jaringan.
4.
Dapat mengontrol broadcast ke
jaringan.
5.
Dapat merawat address table.
ð
Cara
Kerja Bridge
Bridge
memetakan alamat Ethernet dari setiap node atau titik yang ada pada
masing-masing segmen jaringan dan hanya memperbolehkan lalulintas data yang
diperlukan melintasi bridge. Ketika menerima sebuah paket, bridge menentukan
segmen tujuan dan sumber. Jika segmennya sama, paket akan ditolak, dan jika
segmennya berbeda, paket paket diteruskan ke segmen tujuan. Dengan demikian
bridge juga mencegah pesan rusak agar tidak menyebar keluar dari satu segmen.
h. Switch
Merupakan
pengembangan dari konsep Bridge. Ada dua arsitektur dasar yang digunakan pada
switch, yaitu cut-through dan store and forward. Switch cut-through mempunyai
kelebihan di sisi kecepatan karena ketika sebuah paket datang, switch hanya
memperhatikan alamat tujuan sebelum diteruskan ke segmen tijuannya, sedangkan
switch store and forward merupakan kebalikannya. Switch ini menerima dan
memeriksa seluruh isi paket sebelum meneruskannya ke tujuan dan untuk memeriksa
satu paket merlukan waktu, tetapi proses ini memungkinkan switch mengetahui
adanya kerusakan pada paket data dan mencegahnya agar tidak mengganggu
jaringan.
Dalam
Switch terdapat beberapa kelebihan karena semua segmen jaringan memiliki
bandwidth 10 Mbps penuh. Tidak terbagi seperti share network pada penggunaan
Hub.
Switch
dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu :
1.
Manageable
Switch
Adalah switch yang bisa di atur
untuk kebutuhan jaringan tertentu, ada beberapa perbedaan mendasar yang
membedakan antara switch manageable dengan switch non manageable.perbedaan
tersebut dominan bisa di lihat dari kelebihan yang dimiliki oleh manageable switch
itu sendiri. Berikut adalah kelebihan switch manageable :
1.
Mendukung penyempitan broadcast
jaringan dengan VLAN
2.
Pengaturan access user dengan access
list
3.
Membuat keamanan network lebih
terjamin
4.
Bisa melakukan pengaturan port yang
ada.
5.
Mudah memonitoring trafick
maintenance network karena dapat diakses tanpa harus berada di
dekat switch.
2.
Non
Manageble Switch
Adalah
switch yang tidak dapat di managed, switch tersebut sudah siap pakai tinggal
pasang dan switch sudah bisa digunakan tanpa perlu di seting. Harga switch Non
Manageble lebih murah jika dibandingkan Manageable Switch Namun apabila terjadi
masalah dengan jaringan kita, kita tidak akan bisa melakukan troubleshooting
dengan mudah karena switch nya tidak bisa diapa-apakan.
Problem
yang paling sering terjadi diantaranya IP address conflict, tidak bisa connect
dll. Apabila jaringan sudah mulai tersebar di berbagai area, akan sangat sulit
melakukan troubleshooting computer mana yang menyebabkan masalah tersebut.
ð
Karakteristik Switch
1.
Tergolong
peralatan Layer 2 dalam OSI Model (Data
Link Layer)
2.
Dapat
menginspeksi data yang diterima
3.
Dapat
menentukan sumber dan tujuan data
4.
Dapat
mengirim data ke tujuan dengan tepat sehingga akan menghemat bandwith.
5.
Dapat
menangani lebih dari dua port
dan lebih dari dua komunikasi data dalam waktu bersamaan.
ð
Cara Kerja Switch
Switch dapat dikatakan sebagai multi-port
bridge karena mempunyai collision domain dan broadcast domain
tersendiri, dapat mengatur lalu lintas paket yang melalui switch jaringan. Cara
menghubungkan komputer ke switch sangat mirip dengan cara menghubungkan
komputer atau router ke hub. Switch dapat digunakan langsung untuk menggantikan
hub yang sudah terpasang pada jaringan
i.
Cluster Control Unit
Cluster Control Unit membangun
hubungan antara terminal yang dikendalikannya dengan perlatan-peralatan
dan jaringan. Alat ini memungkinkan beberapa terminal berbagi satu printer atau
mengakses beberapa komputer melalui jaringan yang bebeda. Cluster Control Unit
dapat pula mengerjakan pemeriksaan kesalahan dan pengubahan kode.
j.
Multiplexer
Saat
beberapa terminal harus berbagi satu saluran pada saat yang sama, multiplexer
dapat ditambahkan pada tiap ujung. Multiplexer adalah suatu alat yang
memungkinkan pengiriman dan penerimaan bebrpa pesan secara serentak. Penambahan
multiplexer berdampak seperti mengubah jalan satu jalur menjadi jalur bebas
hambatan dengan beberapa jalur.
Pengaturan
nomor port dan protokol yang mengirim data pada modul sofware yang benar
didalam host.
k.
Front – end Processor
Front-end
Processor menangani lalulintas Jaringan komputer yang masuk dan keluar dari
host komputer. Kedua komputer tersebut dapat merupakan jenis apapun, tetapi
configurasi yang umum terdiri dari sejenis komputer mini khusus yang berfungsi
sebagai front-end processor dan sebuah mainframe yang menjadi host.
Front-end
Processor berfungsi sebagai unit input dari host dengan mengumpuklkan
pesan-pesan yang masuk dan menyiapkan data bagi host. Front-end Processor juga
berfungsi sebagai unit output dari host dengan menerima pesan-pesan untuk
transmisi ke terminal.
Walau
kecepatan transmisi antara saluran dan front end Processor relatif lambat
( dalam banyak kasus bit-bit ditransmisikan secara serial ) kecepatan tarnsmisi
front-end processor dengan host dapat berlangsung secara cepat ( beberapa bit
ditransmisikan secara paralel).
Sebagian
front-end processor melakukan message switching dengan mengatur rute (routing)
pesan dari suatu terminal ke yang lain tanpa melibatkan host. Jika karena suatu
hal terminal penerima tidak dapat menerima pesan (mungkin sedangan digunakan
atau rusak) front-end processor dapat menyimpan pesan tersebut dalam
penyimpanan sekunder dan mengirimkannya nanti. Kemampuan ini disebut simpan dan
teruskan (store and forward).
l.
Host CLIENT
Host mengerjakan pemrosesan data untuk
jaringan . Pesan-pesan yang masuk ditangani dengan cara yang sama dengan data
yang di terima dari unit unit jenis apapun. Setelah pemrosesan pesan dapat
ditransmisikan kembali ke front-end processor untuk routing.
m.
Router
Router
tidak mempunyai kemampuan untuk mempelajari, namun dapat menentukan path (alur)
data antara dua jaringan yang paling eficien. Router beroperasi pada lapisan
Network (lapisan ketiga OSI.). Router tidak mempedulikan topologi dan tingkat
acces yang digunakan oleh jaringan. Karena ia beroperasi pada lapisan
jaringan. Ia tidak dihalangi oleh media atau protokol komunikasi. Bridge
mengetahui tujuan ahir paket data, Router hanya mengetahui dimana router
berikutnya ditempatkan. Ia dapat digunakan untuk menghubungkan jaringan yang
menggunakan protokol tingkat tinggi yang sama.
Jika
paket data tiba pada router, ia menentukan rute yang terbaik bagi paket dengan
mengadakan pengecekan pada tabel router. Ia hanya melihat hanya melihat paket
yang dikirimkan kepadanya oleh router sebelumnya.
ð
Karakteristik
Router
1.
Mempunyai adaptor dan spesifikasi
yang berbeda
2.
Mempuyai internet in / WAN
3.
Mempunyai internet out / LAN
4.
Mempunyai reset switch
5.
Mempunyai indikator porwer
6.
Mempunyai antena (jika wirelles)
ð
Cara Kerja Router
Cara kerja router mirip dengan
bridge jaringan, yakni mereka dapat meneruskan paket data jaringan dan dapat
juga membagi jaringan menjadi beberapa segmen atau menyatukan segmen-segmen
jaringan. Akan tetapi, router berjalan pada lapisan ketiga pada model OSI
(lapisan jaringan), dan menggunakan skema pengalamatan yang digunakan pada
lapisan itu, seperti halnya alamat IP. Sementara itu, bridge jaringan berjalan
pada lapisan kedua pada model OSI (lapisan data-link), dan menggunakan skema
pengalamatan yang digunakan pada lapisan itu, yakni MAC address.
Lalu, kapan penggunaan bridge
jaringan dilakukan dan kapan penggunakan router dilakukan? Bridge, sebaiknya
digunakan untuk menghubungkan segmen-segmen jaringan yang menjalankan protokol
jaringan yang sama (sebagai contoh: segmen jaringan berbasis IP dengan segmen
jaringan IP lainnya). Selain itu, bridge juga dapat digunakan ketika di dalam
jaringan terdapat protokol-protokol yang tidak bisa melakukan routing, seperti
halnya NetBEUI. Sementara itu, router sebaiknya digunakan untuk menghubungkan
segmen-segmen jaringan yang menjalankan protokol jaringan yang berebeda
(seperti halnya untuk menghubungkan segmen jaringan IP dengan segmen jaringan
IPX.) Secara umum, router lebih cerdas dibandingkan dengan bridge jaringan dan
dapat meningkatkan bandwidth jaringan, mengingat router tidak meneruskan paket
broadcast ke jaringan yang dituju. Dan, penggunaan router yang paling sering
dilakukan adalah ketika kita hendak menghubungkan jaringan kita ke Internet.
n.
Brouter
Adalah yang menggabungkan teknologi
bridge dan router. Bahkan secara tidak tepat seringkali disebut sebagai router
multiprotokol. Walau pada kenyataannya ia lebih rumit dari pada apa yang
disebut router multiprotokol yang sebenarnya.
o.
Getway
Gateway dilengkapi dengan lapisan 6
atau 7 yang mendukung susunan protokol OSI. Ia adalah metode penyambungan
jaringan ke jaringan dan jaringan ke host yang paling canggih. Gateway dapat
digunakan untuk menghubungkan jaringan yang mempunyai arsitektur berbeda
misalnya PC berdasarkan Novell dengan jaringan SNA atau Ethernet.
p.
Radio
Transmisi
data juga dilakukan melalui frekwensi radio seperti yang digunalan pada
jaringan perbankan, Travel, warnet. Peralatan ini masih dikuasai perusahaan
penyedia layanan public (provider) seperti PT Lintas Artha, Indosat, Telkomsel.
Fren. Untuk lingkup lebih kecil tersedia werless untuk pembuatan jaringan lokal
tanpa kabel. Misalnya dengan Modem ADSL yang dilengkapi dengan werless router
dapat digunakan untuk jaringngan lokal pada ruangan. Hanya saja kemampuan
werles tidak dapat atau terganggu oleh partisi terutama partisi beton. sehingga
tidak efektif digunakan untuk jaringgan lokal suatu perusahaan dimana client
computer tersebar di dalam ruangan tertutup.
q.
Modem
Modem adalah singkatan dari
Modulator-Demodulator. Modulate adalah proses penerjemahan data dari digital ke
analog sehingga bisa ditransmisikan. Demodulate adalah sebaliknya, proses
menerjemahkan dari analog ke digital.
ð
Karakteristik Modem
1. Mekanik
2. Elektrik
3. Fungsional
4. Prosedural
ð
Kegunaan
/ Fungsinya :
§
Mekanik : hubungan fisik antara
DTE-DCE
§
Elektrik : level voltase & waktu
perubahan voltase DTE-DCE harus sama, misal NRZ-L
§
Fungsional : fungsi DCE dalam
kategori data, kontrol, waktu, dan ground.
§
Prosedural : urutan kejadian dalam
mentransmisikan data
ð
Cara Kerja Modem
Modem
berasal dari singkatan MOdulator DEModulator. Modulator merupakan
bagian yang mengubah sinyal informasi kedalam sinyal pembawa (carrier)
dan siap untuk dikirimkan, sedangkan Demodulator adalah bagian yang memisahkan
sinyal informasi (yang berisi data atau pesan) dari sinyal pembawa yang
diterima sehingga informasi tersebut dapat diterima dengan baik. Modem
merupakan penggabungan kedua-duanya, artinya modem adalah alat komunikasi dua
arah.
Dalam kerjanya, modem melakukan
proses modulasi dan demodulasi terhadapdata yang dipancarkan. Modem menerima
rangkaian pulsa biner dari periferal komputer, kemudian memodulasikarakteristik
sinyal analog (level tegangan, frekuensi atau fasa) agar dapat disalurkan
melalui saluran telepon atau cablelines. Sedangkan pada si penerima, sinyal
yang ditumpangi ini oleh rangkaian demodulator dipisahkan kembali dari sinyal
yang menumpanginya sehingga dapat dibaca oleh komputer, proses ini dinamakan
demodulasi. Standarisasi darimodulasi dewasa ini berfungsi untuk mencapai
kecepatan yang lebih baik lagi. Pada awalnya kecepatan dari modem ini adalah 300
bps dan dewasa ini telah mencapai 56 Kbps. Kecepatan modem itu sendiri sekarang
ini sudah cukup cepat dibanding dahulu, tetapi untuk penggunaannya di Indonesia
masih dibatasi dengan kurang bagusnya jaringan telepon yang tersedia. Saat ini
kecepatan modem yang sering digunakan di Indonesia adalah sebesar 56Kbps,
tetapi dengan kondisi jaringan telepon yang ada, kecepatan tersebut mungkin
maksimal hanya sekitar 33.6 Kbps saja.
r.
Repeater
Repeater adalah peralatan yang berfungsi
memperkuat sinyal di dalam jaringan komputer.
ð
Karakteristik Repeater
1. Mempunyai kelemahan tidak dapat melakukan filter
traffic jaringan.
2. Data yang masuk ke port repeater akan tersebar ke
segmen-segmen jaringan LAN tanpa memperhitungkan apakah data dibutuhkan atau
tidak.
ð
Cara
Kerja Repeater
Repeater pada umumnya diletakkan
disuatu tempat ketinggian ,antennanyapun ditinggikan lagi yang biasanya
diletakkan diatas tower sehingga jangkauan pancaran akan lebih jauh. Semakin
tinggi letak repeater, maka akan lebih jauh pula daya jelajahnya. Seringnya
repeater diletakkan disuatu lokasi yang tinggi misalnya di puncak Gunung, atau
Bukit , Antennanya pun di instalasikan ditower yang cukup tinggi.
Memperkirakan jarak jangkau
repeater, secara sangat sederhana adalah dengan melihat area dari lokasi tsb
dengan mata kita, bila yang terlihat sangat luas, maka hampir dapat dipastikan,
sejauh mata kita memandang, sampai sanalah area yang dapat dicover oleh
repeater itu, ( Line Of Sight ) Mengingat keterbatasan daya pandang, dapat saja
coveragenya lebih jauh dari pandangan kita.
Peformance sebuah repeater
dipengaruhi pula oleh ,daya pancar repeater, sensitivitas, serta sel;ektivitas
dari repeater itu sendiri. Untuk meningkatkan kekuatan pancaran, selain
meletakkan repeater pada tempat yang tinggi, maka digunakan pula Antenna dengan
penguatan ( gain ) yang besar.
s. Access Point
Access Point adalah sebuah node yang
telah dikonfigurasi secara khusus pada sebuah WLAN (Wireless Local Area
Network). Access Point bertindak sebagai pusat pemancar dan penerima untuk
sinyal-sinyal radio WLAN. Access Point sering disebut juga base station.
ð
Karakteristik Access Point
1.
Mengatur supaya AP dapat berfungsi
sebagai DHCP server
2.
Mencoba fitur Wired Equivalent
Privacy (WEP) dan Wi-Fi Protected Access (WPA)
3.
Mengatur akses berdasarkan MAC
Address device pengakses
4.
Dsb
ð
Cara
kerja Access Point
Ada
dua buah perangkat wireless, satu buah jenis wireless Access Point
(AP) dan sebuah lagi Wireless Cable/DSL Router. Kedua perangkat ini
sudah lama tidak difungsikan secara optimal, langsung saja timbul rasa
penasaran untuk melakukan konfigurasi AP. Model dan merk perangkat wireless tidak
disebutkan, karena tidak dapat fee dari vendor dan memungkinkan exploitasi
menjadi lebih mudah oleh pengakses ilegal yang ada di area sekitar kantor he..
he..
Konfigurasi
pertama dilakukan terhadap AP, ada passwordnya, password default telah
berganti, tidak perlu bertanya ke konfigurator sebelumnya, cari cara untuk
melakukan reset ke default factory setting di google.com, dapat beberapa
informasi dari forum/milis, setelah dicoba akhirnya konfigurasi AP kembali ke
setting awal.
Interface
untuk mengatur setting AP dilakukan dengan memasukkan alamat IP perangkat AP
melalui browser, beberapa konfigurasi dilakukan, diantaranya dengan:
1. Mengatur
supaya AP dapat berfungsi sebagai DHCP server
2. Mencoba
fitur Wired Equivalent Privacy (WEP) dan Wi-Fi Protected Access
(WPA)
3. Mengatur
akses berdasarkan MAC Address device pengakses
4. dsb
Beberapa
konfigurasi yang dibuat tidak bekerja dengan baik, misalnya meski DHCP server
telah diatur, AP tidak memberikan IP sesuai dengan alokasi yang ditentukan.